Batu,

Kualitas sumberdaya manusia yang rendah disinyalir masih menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan dalam wisata arung jeram atau rafting di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh made brown pelaku usaha wisata arung jeram asal Bali saat menghadiri pertemuan antar pelaku usaha wisata arung jeram yang berlangsung di Kota Batu senin siang. Arung jeram atau rafting merupakan salah jenis wisata olahraga yang kini makin digemari masyarakat Indonesia tak heran jika usaha wisata arung jeram kini semakin berkembang di banyak daerah.

Sayangnya perkembangan wisata arung jeram belum dibarengi dengan kualitas provider atau penyedia jasa wisata arung jeram sendiri terutama untuk kualitas sumber daya manusia (SDM) nya. Hal ini pula yang membuat kecelakaan wisata arung jeram sering terjadi meski skalanya masih kecil. Menurut Made Brown salah satu penggiat wisata arung jeram asal Bali saat ini di Indonesia sudah ada sekira 48 kasus kecelakaan arung jeram yang sampai memakan korban jiwa. Karena itulah dalam pertemuan antar pelaku usaha wisata arung jeram di Jawa Timur yang berlangsung di basecame Kaliwatu Rafting Kota Batu ini, Made Brown yang juga penulis buku Panduan Keamanan Arung Jeram mengingatkan, semua pelaku usaha wisata arung jeram agar selalu mengutamakan keselamatan tamu. Diantaranya dengan meningkatkan kualitas para guide yang mendampingi para tamu pandai membaca situasi atau gejala alam serta selalu mengikuti standar operasional prosedur.

Sementara itu Lodewijk Rainer yang merupakan owner arus liar rafting dari Jawa barat mengatakan melalui pertemuan ini pula akan dirumuskan standar penyelenggaraan wisata arung jeram yang aman. Selain dihadiri oleh Made Brown dan Lodewijk Rainer pertemuan ini juga dihadiri oleh Budi yakin dari PB federasi arung jeram Indonesia ketua. KONI Kota Batu Zainul Arifin serta perwakilan pengurus provider arung jeram se JATIM

Sumber : Hasan Syamsuri / Agropolitan News / atv / Kota Batu