30

Apr
  • Umum

ASYIKNYA BERMAIN DENGAN BURUNG RANGKONG

  • by Admin
  • 30-04-2018
  • Admin

Batu,
ingin liburan yang gak biasa…?? datang aja ke obyek wisata Eco Green Park di Kota Batu liburan dijamin bakal lebih mengesankan sebab di obyek wisata ini pengunjung bisa merasakan sensasi bercengkerama dengan belasan burung Rangkong bukan hanya memberi makan saja tetapi juga bisa memegang bahkan mengelusnya
 
Ini dia burung Rangkong atau yang juga dikenal dengan nama burung Julang di obyek wisata Eco Green Park Kota Batu ada 13 burung julang yang bisa diajak berinteraksi langsung oleh pengunjung
 
Selain bisa diajak foto selfie burung burung besar ini juga bisa diajak bermain dan boleh juga diberi makan pokoknya pengunjung tak akan menyesal kalau datang ke sini
 
Apalagi setelah masuk ke dalam wahana pengunjung akan langsung dihampiri oleh belasan burung ini mereka bahkan juga tak segan untuk hinggap di tangan dan pundak pengunjung

Ada tiga jenis burung Julang di Eco Green Park ini antara lain Julang Emas (aceros undulates), Julang Papua (rhyticeros plicatus) dan Julang Sulawesi (aceros cassidix)
 
Burung Rangkong (Julang) banyak tersebar di semenangjung Malaysia dan Asia Tenggara terutama di hutan Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali sebab itu burung ini telah jadi bagian kekayaan fauna Indonesia
 
Burung Julang ini memiliki ciri khas pada paruhnya yang besar di bagian kepala, punggung, dada dan sayapnya berwarna hitam sedangkan pada bagian perut, paha dan ekornya berwarna putih
 
Fakta unik tentang burung ini adalah burung julang termasuk burung yang setia pada pasangannya jika salah satu pasangannya mati maka burung ini akan tetap sendiri hingga akhir hidupnya
 
Menurut data international union for conservation of nature (IUCN) keberadaan burung Rangkong atau Julang di Indonesia semakin sedikit bahkan masuk kategori rentan punah
 
Padahal burung Julang ini memiliki banyak manfaat khususnya dalam pelestarian hutan burung ini mampu menebar biji hingga 100 kilometer jauhnya sehingga sangat berjasa pada proses regenerasi hutan
 


Sumber : Hasan Syamsuri / Agropolitan News / atv / Kota Batu