23

Apr
  • Umum

KOTA BATU BUTUH 11 ALAT PENDETEKSI LONGSOR

  • by Admin
  • 23-04-2019
  • Hasan Syamsuri/Nurul/atv

Kota Batu
Meski jumlahnya terbatas, Kota Batu bukannya tidak memiliki alat pendeteksi tanah longsor yakni alat Early Warning System (EWS). Setidaknya saat ini Kota Batu telah memiliki empat alat pendeteksi pergerakan tanah tersebut. Masing-masing berada di Desa Gunungsari, Tulungrejo dan Sumber Brantas. Sayangnya dari ke empat alat EWS yang dimiliki, hampir semuanya tidak bisa bekerja dengan baik. Kondisinya bahkan juga sudah kurang bagus dan terkesan kurang terawatt.
Menurut kasi pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD Kota Batu, Gatot Nugroho, BPBD Kota Batu tidak bisa bekerja sendirian karena harus bekerjasama dengan pihak-pihak berkompeten jika ingin melakukan perawatan atau perbaikan pada semua alat EWS yang ada. Berada di daerah yang rawan bencana khususnya tanah longsor, menurut Gatot Nugroho, semestinya Kota Batu memiliki lebih banyak alat EWS. Setidaknya untuk dipasang di sebelas daerah yang paling rawan mengalami bencana tanah longsor.
Antara lain di Desa Sumberbrantas sebanyak lima titik, Desa Gunungsari 1 titik, Desa Punten 2 titik, Desa Tulungrejo 2 titik dan Desa Sumberejo 1 titik. Untuk itu BPBD Kota Batu telah mengusulkan pada Dinas Esdm Provinsi Jawa Timur, agar Kota Batu bisa mendapat hibah alat EWS lagi. Untuk pengadaan 11 alat EWS ini, diperkirakan Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur membutuhkan anggaran sekitar 2,7 miliar. Tujuan dari usulan pihak BPBD ini adalah untuk mengantisipasi bencana di Kota Batu. Diharapkan pada tahun ini, alat EWS yang baru sudah bisa terpasang di Kota Batu.
Setidaknya dengan adanya alat EWS yang berfungsi normal, masyarakat bisa waspada dan terhindar dari bencana. Sebab alat ews akan berbunyi sirine-nya dan mengirimkan sinyal kepada Tim pusdalops BPBD, saat terjadi pergerakan tanah yang berpotensi terjadinya longsor.