28

Sep
  • Pemerintahan

Cegah Stunting, GOW Ajak Ibu Lakukan Peran Pencegahan

  • by Admin
  • 28-09-2022
  • Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu

Kasus gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis atau biasa disebut stunting, masih terus menjadi perhatian serius. Masalah stunting penting untuk diselesaikan, karena berpotensi mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak.

Sebagai upaya untuk meningkatkan peran ibu dalam menurunkan angka stunting di Kota Batu, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Batu menggelar seminar pencegahan stunting di Gedung Bina Bhakti Praja, Selasa (27/09) siang. Seminar ini menghadirkan Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, drg. Kartika Trisulandari sebagai pembicara.

Data Dinkes Batu tahun 2019 menunjukkan, angka prevalensi stunting mencapai 25.4 persen. Kemudian, tahun 2020 angka stunting turun menjadi 14.83 persen. Walaupun terus mengalami penurunan, Pemerintah Kota Batu terus mengejar target untuk mengarah pada angka zero stunting 2024.

“Konsen kita adalah penurunan angka stunting. Kita targetkan tahun ini bisa berada diangka 10 %, kedepannya target kita mengarah pada zero stunting di tahun 2024,” kata Kartika.

Ia menambahkan, salah satu hal penting dalam pencegahan stunting adalah penyiapan asupan gizi yang cukup pada remaja putri dan ibu hamil. Gizi yang baik adalah pondasi penting bagi seorang anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Wali Kota Batu, menambahkan, selain asupan nutrisi yang baik, kasih sayang yang diberikan orang tua juga memiliki peran yang besar untuk pertumbuhan anak.

“Berikan asupan dan nutrisi yang baik pada masa kehamilan, akan lebih optimal lagi dengan memberikan kasih sayang yang luar biasa. Selain itu olahrga juga menentukan. Tiga rangkaian ini secara stimulan harus diberikan kepada anak,” kata Wali Kota.

Selain pola makan dan pola asuh, salah satu hal yang berperan penting dalam pencegahan stunting adalah sanitasi dan akses air bersih. Kualitas sanitasi dan air bersih yang tidak baik, bisa mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.