03

Nov
  • Pemerintahan

Apel Gelar Pasukan Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Kota Batu

  • by Admin
  • 03-11-2022
  • Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu

 

 

Apel gelar pasukan dalam rangka Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Wilayah Kota Batu pada musim hujan tahun 2022/2023, digelar pada Kamis pagi (3/11). Bertempat di parkir timur Balaikota Among Tani, Danrem 083 Baladhika Jaya, Kolonel Inf Mohammad Imam Gogor Agnie Aditya, bertindak sebagai Pembina Apel.

 

Sementara untuk peserta apel terdiri dari prajurit TNI, Polri, Satpol PP, Damkar, Tagana, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, PMI, dan anggota Pramuka yang termasuk dalam Tim Komando Penanggulangan Bencana. Tim Komando penanggulangan bencana tersebut terbagi dalam klaster ekonomi, klaster pendidikan, klaster kesehatan, klaster sarana prasarana, dan berbagai klaster lainnya.

 

Tampak hadir dalam apel ini, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso, DPRD Kota Batu, jajaran Forkopimda Kota Batu, serta perwakilan dari Polres Batu, Kodim 0818, Kejari, dan OPD di Pemkot Batu.

 

Dalam arahannya, Danrem 083 Baladhika Jaya, Kolonel Inf Mohammad Imam Gogor Agnie Aditya, membacakan arahan dari Wali Kota Batu serta menyampaikan beberapa pesan untuk mengantisipasi dan bersiap menghadapi musim hujan tahun 2022/2023.

 

Gogor menjelaskan bahwa Kota Batu akan mengalami puncak musim hujan pada Januari 2023. Berkaca dari tahun lalu, Kota Batu termasuk wilayah dengan indeks resiko bencana sedang. Untuk menanggulangi resiko bencana, dibentuk Tim Komando Penanggulangan Bencana Kota Batu yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat.

 

Gogor berharap semua pihak berkoordinasi untuk mengkaji, mengidentifikasi dan aktivasi pos komando siaga darurat bencana, melakukan pengecekan kesiapan dan penyediaan bahan, menjalankan patroli susur sungai, perempesan/pemotongan pohon, dan pemeliharaan/penguatan bangunan milik pemerintah.

 

Selain itu, Gogor juga menekankan untuk melakukan sosialisasi bencana dan evakuasi masyarakat yang terancam bencana. Untuk itu harus dilaksanakan pengamatan, kajian dan analisis tentang gejala bencana dan penyebarluasan informasi peringatan bencana.

 

Untuk menjaga perekonomian, Gogor mengarahkan untuk melakukan stabilisasi harga komoditas pangan akibat bencana dan cuaca ekstrim, simulasi, gladi dan latihan terpadu menghadapi bencana, serta penggunaan belanja tidak terduga untuk mengatasi dampak ekonomi karena bencana.

 

Pengelola satuan pendidikan memperhatikan 3 pilar Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), dengan pemantauan dan koordinasi bersama wali murid dan pihak sekolah. Masyarakat juga diminta menyiapkan jalur dan tempat evakuasi berbasis keluarga, membiasakan melihat prakiraan cuaca, serta mengenal potensi bencana menggunakan aplikasi InaRisk Personal.

 

Selain itu, Gogor juga meminta masyarakat yang tinggal di lereng atau dataran rendah, jika hujan intensitas lebat durasi lebih dari 1 jam dan jarak pandang kurang dari 50 meter, segera melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman.

 

“Penanggulangan bersifat preventif dengan membuka ruang yang lebih luas untuk pencegahan, dan menjadikan keluarga tangguh bencana sebagai dasar dari pencegahan bencana,” jelas Gogor.