06

Nov
  • Pemerintahan

Lokakarya Percepatan Penurunan Stunting Kota Batu 2022

  • by Admin
  • 06-11-2022
  • Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu

 

Dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kota Batu, digelar Lokakarya Percepatan Penurunan Stunting di Singhasari Hotel, Kamis (3/11).

 

Menjadi salah satu bagian dari double burden malnutrition (DBM), stunting memiliki dampak yang sangat merugikan bagi kesehatan maupun produktivitas ekonomi dalam jangka pendek maupun panjang. Untuk itu, pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya dan konvergensi, guna menurunkan stunting di Kota Batu.

 

Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso, saat membuka Lokakarya Percepatan Penurunan Stunting Kota Batu Tahun 2022. Menurutnya, penanganan stunting merupakan tugas bersama yang sangat penting untuk dilakukan. Terutama, memberi legasi yang akan terus diingat generasi masa depan Kota Batu.

 

Punjul Santoso, mengatakan, Pemkot Batu telah melakukan berbagai upaya guna menurunkan stunting di Kota Batu. Mulai dari membentuk tim penanganan stunting, tim audit kasus stunting dan tim percepatan penurunan stunting.

 

Terkait intervensi, Pemkot Batu juga telah melakukan perbaikan gizi dalam sektor kesehatan melalui alokasi 30 persen. Sementara intervensi yang pengaruhnya sangat besar, yakni berasal dari kondisi lingkungan sekitar, intervensi pada ruang lingkup ini sebesar 70 persen. Punjul memastikan, selama ini intervensi gizi telah dilakukan, diantaranya dengan memberikan makanan tambahan gizi untuk ibu dan balita.

 

Selain itu, dilakukan pemantauan di posyandu dan peningkatan layanan kesehatan untuk ibu dan anak. Intervensi dan pendampingan dilakukan pada pasangan yang sudah menikah, ibu hamil, paska melahirkan serta balita. Punjul juga menjelaskan bahwa keluarga berisiko stunting mendapatkan bansos untuk perbaikan gizi.

 

Sementara itu menurut Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, diperlukan kerjasama dengan seluruh SKPD terutama Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB).

 

“Jika perlu, kita datangkan tenaga ahli untuk memetakan alasan kenapa penurunan stunting pada 2 tahun ini tidak signifikan,” ujar Dewanti.

 

Lokakarya ini diikuti oleh 600 orang dengan 492 kader yang tergabung di TPK (Tim Pelaksana Kegiatan) desa/kelurahan se-Kota Batu, dengan narasumber Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Nyigit Wudi Amini, S.Sos., M.Sc.

 

“Saya berharap angka stunting di Kota Batu bisa turun hingga dibawah 10%,” harap Dewanti.