19

Nov
  • Pemerintahan

Pagelaran Wayang Kulit "Semar Mbangun Kayangan" untuk Peringati HUT ke-21 Kota Batu

  • by Admin
  • 19-11-2022
  • Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu

 

Memperingati HUT ke-21 Kota Batu, digelar pagelaran wayang kulit yang dibawakan oleh Ki Dalang Dr. Supriyanto, SH, MH, dengan lakon “Semar Mbangun Kayangan”, di halaman Parkir Balaikota Among Tani Kota Batu, Rabu (16/11).

 

Pagelaran ini dihadiri oleh Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia, Ahmad Basarah, Direktur Hak Cipta Kemenkumham RI, Anggoro Dasananto, Wali Kota Batu, Wakil Wali Kota Batu, Forkopimda Kota Batu, PHRI, Tokoh Penghayat, Tokoh Masyarakat dan pegiat seni Kota Batu.

 

Sebelum pagelaran wayang digelar, ada berbagai rangkaian acara kebudayaan yang ditampilkan, mulai dari pagelaran Mocopat Idol 2, eksebisi Mocopat 24 lurah dan kepala desa se-Kota Batu, tarian dan berbagai pagelaran seni lainnya. 

 

Dalam acara ini juga dilaksanakan pengukuhan pengurus Persatuan Penggiat Seni Mocopat Kota Batu oleh Wali Kota batu, Dewanti Rumpoko, penyerahan simbolis Hak Kekayaan Intelektual Mocopat Idol Kota Batu dari Kementerian Hukum dan HAM RI, serta pemberian insentif kepada juru pelihara punden se-Kota Batu.

 

Ketua Hari Jadi Kota Batu, Ahmad Dahlan, menyampaikan bahwa peringatan ini merupakan momen untuk bangkit dalam sektor pariwisata, UMKM dan pertanian sehingga tercapai kesejahteraan masyarakat Kota Batu.

 

Dalam sambutannya, Wali Kota Batu menjelaskan bahwa perjalanan selama 21 tahun Kota Batu tidaklah mudah. Semuanya tidak akan berjalan tanpa dukungan dan kerjasama dari seluruh pihak dan warga Kota Batu.

 

“Tahun ini, Saya dan Bapak Wakil Wali Kota akan selesai tugasnya tahun ini. Saya titip kepada seluruh masyarakat dan stakeholder untuk terus mendampingi dan menjadikan Kota Batu sebagai kebanggaan. Semoga seterusnya, Kota Batu akan terus mendapatkan WTP dan semakin maju,” ucap Dewanti. 

 

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Ahmad Basarah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kota Batu telah berhasil melestarikan dan melindungi kebudayaan asli yang ada melalui berbagai acara dan promosi wisatanya. 

 

“Kalau budaya asli indonesia tidak dilindungi dan tidak dilestarikan, akan tergerus oleh budaya-budaya asing. Terima kasih kepada Bu Wali Kota dan Bapak Wakil Wali Kota yang telah menjalankan tugas hingga saat ini, dan berhasil melindungi budaya asli Kota Batu,” ujar Ahmad Basarah.

 

Selanjutnya Wali Kota Batu menyerahkan gunungan wayang sebagai simbol dimulainya pagelaran wayang kulit oleh Ki Dalang Dr. Supriyanto, SH, MH. 

 

Dalam lakon “Semar Mbangun Kayangan”, ketokohan semar digambarkan sebagai simbol wong cilik atau rakyat jelata yang mencoba membangun kayangan. Kayangan yang dimaksud oleh Semar bukanlah istana megah (kekuasaan), melainkan untuk mengembalikan sikap pemimpin untuk berorientasi pada rakyatnya.

 

Dimana pemimpin harus memiliki rasa asah, asih, asuh, ngopeni (memelihara) dan ngayemi (memakmurkan). Tujuannya untuk terciptanya negeri makmur, adil, sejahtera, sentosa, dan gemah ripah loh jinawi.