24

Nov
  • Pemerintahan

Pagelaran Wayang Kulit, Puncak Festival Budaya Junrejo Guyub Rukun

  • by Admin
  • 24-11-2022
  • Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu

Hujan tidak menjadi penghalang antusiasme warga untuk menyaksikan Pagelaran Wayang Kulit yang bertempat di Pendopo Kantor Kecamatan Junrejo (23/11). Pagelaran Wayang Kulit yang merupakan puncak rangkaian acara “Festival Budaya Junrejo Guyub Rukun Tempo Doeloe”, diselenggarakan selama 2 kali dalam satu hari. 

Camat Junrejo, Dian Saraswati, menjelaskan bahwa dalam Festival Budaya Junrejo Guyub Rukun diselenggarakan selama 2 hari (22-23 November 2022). Hari pertama mengundang para pelajar SD/MI se Kecamatan Junrejo untuk memperkenalkan makanan dan dolanan tempo doeloe. Tujuannya agar anak-anak tahu dan tidak melupakan budaya zaman dahulu, dan mengurangi ketergantungan terhadap gadget. 

Dian juga menjelaskan bahwa adanya Pagelaran Wayang Kulit yang diselenggarakan pada siang hari tak lain agar mudah diakses oleh anak-anak dan generasi muda lainnya. Dengan begitu, mereka bisa mengapresiasi wayang dan kebudayaan. 

“Lakon untuk pagelaran wayang malam hari berjudul ‘Wahyu Katentreman’. Dengan adanya pagelaran wayang ini, semoga seluruh masyarakat di wilayah Junrejo mendapatkan ketentraman lahir batin,” ungkap Dian. 

Dengan mengundang dua dalang, Ki Nyo Warsono dan Ki Anom Carito, Pagelaran Wayang Kulit diselenggarakan pada sore hari pukul 15:00 dan 19:00 WIB. Untuk sore hari, Pagelaran Wayang Kulit menampilkan Lakon ‘Gathutkoco Jumeneng’ yang dibawakan oleh Dalang Ki Nyo Warsono. Lakon ini menceritakan tentang pelantikan Arya Gatutkaca sebagai raja Pringgadani, yang diwarnai dengan pemberontakan pamannya, yaitu Adipati Brajadenta. 

Sedangkan malam harinya, dibawakan oleh Ki Anom Carito dengan Lakon ‘Wahyu Katentreman’. Lakon ini menceritakan zaman kerajaan Amarta saat dilanda cobaan, dimana Prabu Puntodewo tiba-tiba menghilang sehingga membuat bingung Nayaka Praja Kerajaan Amarta. Dengan kejadian tersebut maka para putra Pandawa berinisiatif mencari dengan petunjuk Lurah Semar Badranaya. 

Lakon ini sangat pas dengan situasi dan kondisi masyarakat kita. Mereka merasa diombang-ambingkan dengan informasi yang begitu mudah didapat. Sebagian orang begitu protektif dengan membentengi diri yang berlebihan sehingga mengasingkan diri. Sebagian tidak mengindahkan sama sekali imbauan prokes apalagi melaksanakan. 

Selama festival berlangsung, beragam kesenian dihadirkan dengan cukup menarik. Diantaranya dengan menghadirkan seniman-seniman Kota Batu seperti Mbah Karjo untuk memperkenalkan permainan Wayang Suket, Kriya Perca oleh Pakde Bambang, Lukis Topeng Mini oleh Mbah Yongki dan Dolanan Janur oleh Mbah Priyo.

Selain itu, PKK Desa dan Kelurahan di Kecamatan Junrejo juga berpartisipasi dalam Bazar Jajanan Tempo Doeloe. Sebab festival ini juga sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian warga kecamatan Junrejo. Beragam produk UMKM dihadirkan di stan-stan yang dibuat dari bambu. Jajanan yang disuguhkan pun sangat beragam, mulai dari putu ayu, gethuk, bugis, mendol, klepon, jemblem, dan masih banyak lagi.